Jakarta, August 25, 2011
Preparation
Untuk efisiensi, dari rumah di Bogor, ngantor ke Jakarta, dan langsung ke bandara. Lumayan efisien, cape juga. Dan hanya applicable temporarily, while Cadel is not around.
Dari kantor di Green Garden ke Cengkareng, normal-normal aja. Check in ontime for the midnight flight Merpati MZ-774 ke Makassar. Everything is fine, terutama karena flight-nya dapat makan besar. Hal yang langka kalau naik airline lokal yang kebanyakan cuma menyediakan snack.
Kebiasaan airline hanya menyediakan snack dimulai sejak airline-airline baru meng-adopsi konsep LCC (Low Cost Carrier) yang dipopulerkan oleh jetBlue (www.jetblue.com) dengan melakukan berbagai efisiensi dalam operasionalnya. Awalnya memang demikian, tiket yang dijual jauh dibawah harga 'normal', bahkan sampai pada level perang harga yang ujung-ujungnya membahayakan keselamatan karena 'efisiensi' yang salah tempat. Masih segar ingatan kita akan kecelakaan-kecelakaan yang terjadi serta larangan terbang terhadap maskapai Indonesia ke Eropa dan Amerika sampai standar keselamatan diperbaiki.
Tapi apa yang kita lihat sekarang? Harga tiket yang dijual, apalagi di musim lebaran seperti ini, sangat tidak mencerminkan konsep LCC tadi. Satu-satunya yang dipertahankan tinggal pelitnya doang, gak ngasi makan besar. Jadi, menurut saya, di level ini pengguna jasa penerbangan dan YLKI harus bersuara karena mereka menjual tiket dengan margin keuntungan yang sudah memungkinkan untuk disediakan makan besar.
Ok, let's back to my trip. Flightnya smooth, tepatnya ga sadar, karena tidur hampir sepanjang penerbangan yang memakan waktu 2 jam 15 menit. Hanya bangun saat makan tengan malam disajikan dan saat mau landing. It was a smooth landing at Bandara International Sultan Hasanuddin, yang cukup mirip dengan HKIA (Hong Kong Int'l Airport).
Makassar-Selayar, August 26, 2011
As planned, nunggu pagi dengan tidur di bandara. Cukup nyenyak, berkat bekal bantal tiup.
Setelah shalat shubuh, keluar ke loket-loket airline untuk memastikan tiket pesawat ke Selayar dengan maskapai perintis Sabang Merauke Raya Air Charter (SMAC). After a little while, thanks to the not-so-professional service, I got my boarding pass and now waiting for my flight to Selayar.
Well, bagian agak memalukannya disini, terpaksa nunggu cukup lama. Tadinya, flight ke Selayar itu Jumat pagi. Tapi, begitu berhasil mengontak telp SMAC dari Jakarta, ternyata flight-nya berubah jadi jam 3. Padahal, sudah terlanjur pesan tiket ke Makassar yang sampai dinihari. But it's OK, ga akan bosan, I have Mimin (Cadel's DELL Mini 9 with internal HSPA modem), sex1 (my SE XPERIA X1), and a pile of books :D.
Preparation
Untuk efisiensi, dari rumah di Bogor, ngantor ke Jakarta, dan langsung ke bandara. Lumayan efisien, cape juga. Dan hanya applicable temporarily, while Cadel is not around.
Dari kantor di Green Garden ke Cengkareng, normal-normal aja. Check in ontime for the midnight flight Merpati MZ-774 ke Makassar. Everything is fine, terutama karena flight-nya dapat makan besar. Hal yang langka kalau naik airline lokal yang kebanyakan cuma menyediakan snack.
Kebiasaan airline hanya menyediakan snack dimulai sejak airline-airline baru meng-adopsi konsep LCC (Low Cost Carrier) yang dipopulerkan oleh jetBlue (www.jetblue.com) dengan melakukan berbagai efisiensi dalam operasionalnya. Awalnya memang demikian, tiket yang dijual jauh dibawah harga 'normal', bahkan sampai pada level perang harga yang ujung-ujungnya membahayakan keselamatan karena 'efisiensi' yang salah tempat. Masih segar ingatan kita akan kecelakaan-kecelakaan yang terjadi serta larangan terbang terhadap maskapai Indonesia ke Eropa dan Amerika sampai standar keselamatan diperbaiki.
Tapi apa yang kita lihat sekarang? Harga tiket yang dijual, apalagi di musim lebaran seperti ini, sangat tidak mencerminkan konsep LCC tadi. Satu-satunya yang dipertahankan tinggal pelitnya doang, gak ngasi makan besar. Jadi, menurut saya, di level ini pengguna jasa penerbangan dan YLKI harus bersuara karena mereka menjual tiket dengan margin keuntungan yang sudah memungkinkan untuk disediakan makan besar.
Ok, let's back to my trip. Flightnya smooth, tepatnya ga sadar, karena tidur hampir sepanjang penerbangan yang memakan waktu 2 jam 15 menit. Hanya bangun saat makan tengan malam disajikan dan saat mau landing. It was a smooth landing at Bandara International Sultan Hasanuddin, yang cukup mirip dengan HKIA (Hong Kong Int'l Airport).
Makassar-Selayar, August 26, 2011
As planned, nunggu pagi dengan tidur di bandara. Cukup nyenyak, berkat bekal bantal tiup.
Setelah shalat shubuh, keluar ke loket-loket airline untuk memastikan tiket pesawat ke Selayar dengan maskapai perintis Sabang Merauke Raya Air Charter (SMAC). After a little while, thanks to the not-so-professional service, I got my boarding pass and now waiting for my flight to Selayar.
Well, bagian agak memalukannya disini, terpaksa nunggu cukup lama. Tadinya, flight ke Selayar itu Jumat pagi. Tapi, begitu berhasil mengontak telp SMAC dari Jakarta, ternyata flight-nya berubah jadi jam 3. Padahal, sudah terlanjur pesan tiket ke Makassar yang sampai dinihari. But it's OK, ga akan bosan, I have Mimin (Cadel's DELL Mini 9 with internal HSPA modem), sex1 (my SE XPERIA X1), and a pile of books :D.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar