OK, kita lanjut lagi. Masih seputar pekerjaan, tapi kayaknya akan cenderung jadi curcol daripada sekedar sharing.
Sedikit tentang kami sudah diceritakan di sini. Sudah 7 minggu berlalu, things are started to settle down. Dengan kata lain, saya sudah mulai merasa bosan tidak punya aktifitas berarti, lebih jauh lagi tidak punya pemasukan. Waktu masih di Indonesia, tiap bulan ada yang diharap. Rekening nambah terus. Sementara disini, kebalikannya malah tabungan berkurang terus. Belum lagi Rupiah yang masih terus loyo, bikin tambah frustrasi. Hari ini, 1 EUR masih bertengger di sekitar Rp. 16.000 setelah sempat menguat ke level Rp 15.700 sementara 1 GBP kembali bertengger di level Rp. 22.000.
Minggu kemarin dapat sedikit pemasukan dengan berpartisipasi jadi responden thesis doktor anak UOS. Lumayan, kerja 1 jam dapat 10 pound, lebih tinggi dari upah minimum 6.5 pound/jam.
Setelah satu setengah bulan pertama cari-cari lowongan yang benar-benar sesuai kualifikasi saya, menjelang bulan kedua standar mulai turun. Sebelumnya kirim 2 aplikasi, tapi setelah satu bulan belum ada jawaban sama sekali. Mendapatkan pekerjaan 'serius' di Inggris dan Uni Eropa secara umum memang sedikit susah. Kita prioritasnya jauh, setelah warga negara UK dan warga negara Uni Eropa. Bahkan ada yang bilang setelah warga negara persemakmuran.
Teorinya, dengan status ijin tinggal (resident permit) yang saya punya walaupun sebagai dependant, cukup untuk mendapat perlakuan yang setara. Mungkin memang kualifikasi saya saja yang belum pas, mungkin memang belum rejeki. Dan satu lagi, proses rekruitmen disini memang cenderung lama. Sebelum berangkat saya juga sempat kirim aplikasi, dan dapat jawabannya beragam lamanya. Ada yang 2 minggu, ada yang ngasih batas 4 minggu (kalau ga dikontak berarti gagal), dan ada juga yang hampir 2 bulan baru kasih jawaban.
Pilihan memang ada 2 sekarang, lanjut sekolah dengan budget yang membengkak karena Rupiah tidak kunjung menguat atau dapat pekerjaan yang layak. Sambil menunggu akhirnya standar mulai turun. Kemarin apply beberapa lowongan temporary job di sekitar Guildford dengan bayaran kurang dari 10 pound per jam. Kalau belum juga, mungkin harus turun standar lagi jadi cleaning service atau kerja di supermarket dengan upah minimum. Mudah-mudahan tidak perlu. Aamiin.
Ada beberapa job portal di Inggris untuk mencari pekerjaan. Yang terbesar Reed dan Indeed. Banyak sebetulnya, tinggal googling aja.
Naga-naganya, arahnya bakal ke sekolah. Program Master yang saya ambil nanti akan mulai akhir Oktober. Kapan-kapan deh cerita tentang sekolah dan prosesnya. Berhubung akan pakai biaya sendiri, rasanya pengen nangis lihat Rupiah masih loyo. Harapannya, setelah mendapat gelar Master, peluang untuk mendapatkan pekerjaan bisa lebih besar.
Sebelum berangkat, kita memang sempat diliputi keraguan, berangkat apa tidak? Berangkat artinya.... keluar dari zona nyaman, pekerjaan yang stabil, walaupun dengan hidup yang secara umum cenderung monoton dan energi yang terkuras habis untuk bolak-balik Bogor-Jakarta setiap hari. Berangkat artinya.... mengambil resiko demi hidup yang lebih baik. Resiko yang sudah kita kalkulasi baik-baik dengan beberapa skenario. Sejauh ini, kadang masih ada sedikit penyesalan atas pengambilan keputusan untuk berangkat. Mungkin harus lebih bersabar dan berusaha serta berdoa. Ini baru bulan kedua, jalan masih panjang. Allah swt tidak akan salah dalam membagi rejeki kepada hamba-Nya
Ada beberapa sisi positif sejauh ini. Karena istirahat kita lebih banyak, badan juga cenderung lebih segar. Kita juga jadi lebih mensyukuri nikmat yang diberikan sewaktu kita di Indonesia. Disini pengeluaran bulanan harus direncanakan dengan rapi agar beasiswa yang diterima istri saya mencukupi dan tidak perlu menguras tabungan kami lebih dalam.
Sedikit tentang kami sudah diceritakan di sini. Sudah 7 minggu berlalu, things are started to settle down. Dengan kata lain, saya sudah mulai merasa bosan tidak punya aktifitas berarti, lebih jauh lagi tidak punya pemasukan. Waktu masih di Indonesia, tiap bulan ada yang diharap. Rekening nambah terus. Sementara disini, kebalikannya malah tabungan berkurang terus. Belum lagi Rupiah yang masih terus loyo, bikin tambah frustrasi. Hari ini, 1 EUR masih bertengger di sekitar Rp. 16.000 setelah sempat menguat ke level Rp 15.700 sementara 1 GBP kembali bertengger di level Rp. 22.000.
Minggu kemarin dapat sedikit pemasukan dengan berpartisipasi jadi responden thesis doktor anak UOS. Lumayan, kerja 1 jam dapat 10 pound, lebih tinggi dari upah minimum 6.5 pound/jam.
Setelah satu setengah bulan pertama cari-cari lowongan yang benar-benar sesuai kualifikasi saya, menjelang bulan kedua standar mulai turun. Sebelumnya kirim 2 aplikasi, tapi setelah satu bulan belum ada jawaban sama sekali. Mendapatkan pekerjaan 'serius' di Inggris dan Uni Eropa secara umum memang sedikit susah. Kita prioritasnya jauh, setelah warga negara UK dan warga negara Uni Eropa. Bahkan ada yang bilang setelah warga negara persemakmuran.
Teorinya, dengan status ijin tinggal (resident permit) yang saya punya walaupun sebagai dependant, cukup untuk mendapat perlakuan yang setara. Mungkin memang kualifikasi saya saja yang belum pas, mungkin memang belum rejeki. Dan satu lagi, proses rekruitmen disini memang cenderung lama. Sebelum berangkat saya juga sempat kirim aplikasi, dan dapat jawabannya beragam lamanya. Ada yang 2 minggu, ada yang ngasih batas 4 minggu (kalau ga dikontak berarti gagal), dan ada juga yang hampir 2 bulan baru kasih jawaban.
Pilihan memang ada 2 sekarang, lanjut sekolah dengan budget yang membengkak karena Rupiah tidak kunjung menguat atau dapat pekerjaan yang layak. Sambil menunggu akhirnya standar mulai turun. Kemarin apply beberapa lowongan temporary job di sekitar Guildford dengan bayaran kurang dari 10 pound per jam. Kalau belum juga, mungkin harus turun standar lagi jadi cleaning service atau kerja di supermarket dengan upah minimum. Mudah-mudahan tidak perlu. Aamiin.
Ada beberapa job portal di Inggris untuk mencari pekerjaan. Yang terbesar Reed dan Indeed. Banyak sebetulnya, tinggal googling aja.
Naga-naganya, arahnya bakal ke sekolah. Program Master yang saya ambil nanti akan mulai akhir Oktober. Kapan-kapan deh cerita tentang sekolah dan prosesnya. Berhubung akan pakai biaya sendiri, rasanya pengen nangis lihat Rupiah masih loyo. Harapannya, setelah mendapat gelar Master, peluang untuk mendapatkan pekerjaan bisa lebih besar.
Sebelum berangkat, kita memang sempat diliputi keraguan, berangkat apa tidak? Berangkat artinya.... keluar dari zona nyaman, pekerjaan yang stabil, walaupun dengan hidup yang secara umum cenderung monoton dan energi yang terkuras habis untuk bolak-balik Bogor-Jakarta setiap hari. Berangkat artinya.... mengambil resiko demi hidup yang lebih baik. Resiko yang sudah kita kalkulasi baik-baik dengan beberapa skenario. Sejauh ini, kadang masih ada sedikit penyesalan atas pengambilan keputusan untuk berangkat. Mungkin harus lebih bersabar dan berusaha serta berdoa. Ini baru bulan kedua, jalan masih panjang. Allah swt tidak akan salah dalam membagi rejeki kepada hamba-Nya
Ada beberapa sisi positif sejauh ini. Karena istirahat kita lebih banyak, badan juga cenderung lebih segar. Kita juga jadi lebih mensyukuri nikmat yang diberikan sewaktu kita di Indonesia. Disini pengeluaran bulanan harus direncanakan dengan rapi agar beasiswa yang diterima istri saya mencukupi dan tidak perlu menguras tabungan kami lebih dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar